Anak Tidak Bisa Bermain Sendiri
Lebih merasa aman saat bermain sendiri
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Setiap orangtua pasti paham betul bahwa anak-anak biasanya akan selalu terlibat dalam pertengkaran kecil saat bermain dengan teman sebayanya. Sebetulnya hal tersebut bukan menjadi masalah selama orangtua bisa sigap dalam membantu anak agar bisa segera berbaikan dan tidak lagi bertengkar, sehingga bisa main kembali dengan riang.
Sayangnya ada beberapa anak yang pada dasarnya memang sudah merasa lebih aman dan nyaman apabila bermain sendiri, sebab anak memiliki ruang untuk merenung dan memahami perasaannya sendiri. Selain itu, pemrosesan emosi yang dimiliki anak juga cenderung berbeda-beda, sehingga membuat anak lebih memilih untuk bermain sendiri saja dibandingkan bergabung dengan teman sebayanya.
Karakter anak yang memang introvert
Setiap anak mungkin memang memiliki kepribadian yang berbeda-beda dan hal ini sebetulnya merupakan sesuatu yang sangat wajar. Orangtua juga tidak bisa memaksakan anaknya untuk memiliki karakter tertentu karena hal tersebut merupakan bawaan sejak awal, entah itu mungkin memiliki kepribadian yang introvert atau justru ekstrovert.
Jika orangtua menemukan bahwa anak-anaknya lebih senang bermain sendiri, maka bisa dipastikan bahwa sang anak memiliki kepribadian introvert. Interaksi sosial yang terlalu intens ternyata dapat menguras energi yang mereka miliki, sehingga akan lebih nyaman dan aman untuk bermain sendiri.
Hal yang Perlu Bunda Perhatikan
Saat Bunda membiarkan Si Kecil bermain sendiri, ada beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan, yaitu:
Hal pertama yang perlu Bunda lakukan adalah memastikan lingkungan tempat bermain Si Kecil bebas dari peralatan listrik, benda tajam, atau barang-barang lain yang bisa membahayakannya.
Selain itu, lapisi dinding dan lantai dengan benda yang empuk, seperti busa, guna mencegah anak terluka seandainya ia terjatuh.
Membiarkan Si Kecil bermain sendiri bukan berarti Bunda tidak mengawasinya sama sekali, lho. Jika usia Si Kecil masih di bawah 1 tahun, Bunda disarankan untuk tetap mengawasinya dari jarak yang tidak terlalu jauh dan mengajaknya berbicara setiap beberapa menit. Hal ini bermanfaat untuk memberikan Si Kecil rasa aman.
Seiring dengan pertambahan usianya, Bunda boleh meninggalkannya bermain sendiri dalam jangka waktu singkat. Namun, jangan lupa untuk selalu mengawasinya dari kejauhan, agar Si Kecil tetap aman.
Bermain sendiri bisa membawa banyak dampak positif untuk anak. Akan tetapi, tetap berikan Si Kecil waktu bermain bersama Bunda, Ayah, atau dengan teman-teman sebayanya, ya.
Anak yang dibiasakan bermain sendiri memang bisa lebih mandiri. Meski begitu, jika Si Kecil sudah memasuki usia 3–5 tahun dan dia tetap asik bermain sendiri atau bahkan tidak peduli dan menolak untuk bermain dengan teman sebayanya, sebaiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter atau psikolog anak.
Let’s watch this show on the app!
Scan this QR to download the Vidio app.
697 Views PremiumSep 27, 2023
Salah satu aplikasi penunjang yang dapat Anda gunakan dengan maksimal sebagai pengguna Telkomsel adalah aplikasi MyTelkomsel. Melalui satu aplikasi ini, Anda dapat melakukan pengecekan pulsa, pembelian paket, hingga pembayaran tagihan Telkomsel Halo.
Namun, dalam beberapa kejadian, ditemukan pelanggan yang tidak dapat masuk ke dalam aplikasi MyTelkomsel. Jika Anda sedang mengalami kendala tersebut, Anda perlu memperhatikan kemungkinan-kemungkinan berikut ini:
• Anda mungkin melakukan log in dengan nomor dan ponsel yang berbeda. Untuk akses log in ke aplikasi MyTelkomsel, dibutuhkan tautan yang akan dikirim ke nomor yang digunakan untuk pendaftaran. Apabila tautan ini tidak dibuka, Anda tidak dapat mengakses aplikasi MyTelkomsel pada ponsel.
• Anda menggunakan tautan yang sudah kedaluwarsa. Jika Anda sudah mendapatkan tautan, segera gunakan langsung saat itu juga. Apabila tidak, Anda wajib untuk mengulang proses log in.
• Anda menggunakan aplikasi MyTelkomsel versi lama. Untuk meningkatkan layanan aplikasi MyTelkomsel, Anda perlu memperbarui aplikasi.
• Anda sedang berada di wilayah yang tidak terjangkau jaringan internet atau kuota internet Anda habis. Selalu pastikan Anda terhubung dengan jaringan internet untuk mengakses aplikasi MyTelkomsel.
• Aplikasi MyTelkomsel yang Anda gunakan sedang error. Anda bisa mencoba membersihkan cache aplikasi terlebih dahulu, lalu memasang ulang aplikasi (hapus lalu instal ulang).
• Sistem di wilayah tersebut sedang sibuk atau bermasalah. Hal ini sangat mungkin terjadi apabila di wilayah Anda sedang terjadi pemadaman listrik.
Jika hal-hal tersebut sudah Anda pastikan dan masih tidak bisa masuk ke dalam aplikasi MyTelkomsel, Anda dapat menghubungi Call Center 188 dan jelaskan secara rinci keluhan Anda melalui CS. Pastikan Anda menyebut nomor yang digunakan dengan benar.
Setelah itu, coba cari kembali jaringan yang sama dan sambungkan ulang dengan memasukkan password yang benar.
Cara ini bisa mengatasi masalah pengaturan jaringan atau gangguan koneksi sementara, sehingga laptop dapat terhubung dengan lebih stabil.
4. Mendekat ke Router WiFi
Bila laptop tetap tidak terhubung ke WiFi meski sudah mencoba langkah-langkah sebelumnya, coba bawa perangkat mendekat ke router.
Perlu diketahui, jarak yang terlalu jauh dari router bisa menyebabkan sinyal WiFi lemah atau terputus.
Terutama jika ada banyak dinding atau halangan, pancaran sinyal jaringan WiFi bisa makin melemah.
Dengan mendekat ke router, sinyal WiFi akan semakin kuat, sehingga kemungkinan koneksi menjadi lebih stabil.
Pastikan juga tidak ada perangkat lain yang mengganggu sinyal WiFi, seperti microwave atau perangkat elektronik yang dapat menyebabkan interferensi.
Jika berhasil terhubung, coba pindahkan router ke tempat yang lebih terbuka agar sinyal lebih kuat.
5. Update Driver WiFi di Laptop
Jika belum tahu, masalah koneksi WiFi pada laptop bisa disebabkan oleh driver WiFi yang sudah usang.
Untuk memperbaikinya, tentu pengguna perlu memperbarui driver WiFi di laptop.
Caranya, buka Device Manager, cari Network Adapters, lalu klik kanan pada driver WiFi dan pilih Update driver.
Pilih opsi untuk mencari pembaruan secara otomatis.
Setelah pembaruan selesai, restart laptop dan coba sambungkan ke WiFi lagi.
Opsi lain yakni dengan pembaruan secara manual, bisa dipermudah oleh hadirnya sederet aplikasi macam Driver Booster atau DriverPack Solution.
Jika laptop masih tidak bisa terhubung ke WiFi, restart perangkat juga bisa dijadikan sebagai pilihan.
Restart seringkali dapat mengatasi masalah koneksi dengan menghapus gangguan sementara dan menyegarkan pengaturan.
Setelah laptop restart, coba sambungkan kembali ke WiFi.
Baca juga: Sebelum Mengatasinya, Kenali dulu Penyebab WiFi Tiba-tiba Lemot
Bila masalah masih berlanjut dan jaringan WiFi yang dipakai bersifat pribadi, coba juga restart router.
Matikan router selama beberapa detik, kemudian nyalakan kembali.
Ini dapat membantu memperbaiki masalah pada router yang mungkin menghambat koneksi.
Setelah kedua perangkat, laptop dan router, restart, coba sambungkan kembali laptop ke WiFi.
Demikian setidaknya enam cara mengatasi laptop yang tidak bisa terhubung ke WiFi, semoga bermanfaat dan selamat mencoba! (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RamaFitra/Tribunshopping.com)
Sering tidak cocok dengan teman sebaya
Interaksi sosial yang dilakukan oleh setiap orang memang pada dasarnya sudah dimulai sejak kecil, bahkan pada saat masih anak-anak sekali pun. Hal inilah yang tentu saja akan menentukan cara anak dalam berinteraksi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, bahkan termasuk dengan teman sebayanya sendiri.
Jika orangtua melihat bahwa anak-anaknya lebih senang bermain sendiri, maka bisa jadi memang anaknya tidak cocok dengan teman-teman sebayanya. Mungkin orangtua perlu mengevaluasi karakter anak atau pun teman-teman anak agar bisa mengetahui penyebab dari kebiasaan bermain sendirian yang dilakukan anak.
Memahami alasan-alasan di atas akan membantu orangtua dalam menghargai pilihan anak senang bermain sendiri. Meski begitu, orangtua juga bisa mulai memperkenalkan anak dengan dunia sosial sedikit demi sedikit agar tak benar-benar mengisolasi dirinya. Jadilah sosok terdekat yang dapat memahami perasaan anak!
Baca Juga: 5 Tips Menjaga Anak Bermain di Rumah, Jangan Lalai!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Menemani anak bermain memang dapat mempererat hubungan antara orang tua dengan anak. Namun, tahukah Bunda? Ternyata saat anak bermain sendiri, ada banyak manfaat yang juga bisa ia dapatkan, lho! Penasaran? Simak penjelasannya di artikel ini.
Ketika Si Kecil bermain sendiri, banyak pelajaran berharga yang bisa ia dapatkan. Bermain sendiri akan membantu anak menjadi lebih mandiri, melatih kemampuan sosialnya dalam kelompok, serta membantunya mengatasi stres.
Berbagai Manfaat Bermain Sendiri untuk Anak
Bunda sudah bisa biasakan Si Kecil main sendiri saat ia berusia 6 bulan. Bunda bisa mulai dengan durasi singkat terlebih dahulu, kemudian perlahan-lahan tambah durasi bermainnya. Umumnya, pada usia 1 tahun, ia bisa bermain sendiri dengan durasi 5–8 menit dan bertambah menjadi 10 menit ketika usianya di atas 2 tahun.
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh anak dengan bermain sendiri adalah:
Selain bermanfaat untuk Si Kecil, Bunda juga jadi bisa beristirahat sejenak atau melakukan pekerjaaan lainnya saat Si Kecil bermain sendiri. Namun, ingat untuk tetap mengawasinya ya, Bun.
Anak-anak berada pada usia yang sangat gemar bermain dengan berbagai objek atau pun bersama orang-orang yang ada di sekitarnya. Hal inilah yang membuat anak jadi memiliki daya imajinasi yang tinggi, serta memiliki kepribadian yang cenderung aktif dalam berativitas sehari-hari.
Mungkin tidak semua anak cocok untuk bermain dengan orang-orang yang ada di sekitar, sebab merasa risih atau pun tidak nyaman dan lebih memilih untuk bermain sendiri saja. Sebetulnya anak senang bermain sendiri bisa diakibatkan karena beberapa alasan berikut ini, sehingga orangtua mungkin perlu mengetahuinya.
Kreativitas dan imajinasinya tinggi
Anak-anak yang secara aktif bermain setiap hari memang biasanya memiliki daya imajinasi yang tinggi. Pada usia anak memang biasanya imajinasi tersebut akan terus terlatih seiring berjalannya waktu, sehingga anak pun dapat menggunakan imajinasinya secara bebas dan mengeksplor banyak hal yang ada di sekitar.
Sama halnya apabila anak tampak lebih senang bermain sendiri karena biasanya kreativitas dan daya imajinasi yang dimilikinya juga akan lebih bebas. Anak jadi tidak mudah terdistraksi saat bermain sendiri, sehingga hal ini membawa dampak yang sangat bagus dalam merangsang perkembangan kognitif dan emosional yang dimilikinya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Tablet Termurah untuk Belajar dan Bermain Anak
Memiliki kemandirian dan kontrol pribadi
Gaya bermain yang dilakukan setiap anak mungkin akan berbeda-beda, sehingga hal ini akan sedikit banyak menentukan cara anak dalam berinteraksi dan berperilaku sehari-hari. Sama halnya apabila orangtua menyadari bahwa anak-anaknya ternyata lebih senang bermain sendiri, sehingga hal ini menjadi penanda dari kemandirian yang dimilikinya.
Bermain sendiri memang akan memberi anak-anak kesempatan untuk mengendalikan situasi secara penuh. Selain itu, anak juga bisa lebih mandiri dalam menentukan permainan, aturan, tempo, hingga kontrol pribadi yang dimiliki dalam bermain. Hal inilah yang secara otomatis akan meningkatkan kemandirian dan kontrol anak terhadap dirinya sendiri.